Kamis, 21 Oktober 2010

Apa Salahnya Mencoba & Apa Salahnya Tidak Mencoba...?



Langit cerah membuat pagi yang begitu elok di pandang mata...Hari sabtu, yang biasanya saya di rumah saja, tapi hari itu berbeda karena di kampus saya mengadakan acara Ta`aruf (perkenalan).
Acara berlangsung di daerah Puncak..Niatnya hari itu saya mau menyusul ke sana, tujuan ke sana mau sejenak melupakan pekerjaan...hehehe

Saya berangkat dari rumah jam 4an, lalu sampai sana jam 7 malam..Di dalam perjalanan pada awalnya cuaca sangat bersahabat, tetapi ketika memasuki daerah Bogor cuaca pun tidak lagi bersahabat karena awan yang berubah warna menjadi kelabu. Walaupun hujan membasahi saya di perjalanan, tetap saya akan melaju motor saya dengan kebut...hehe

Setelah sampai di Puncak (villa rena), di depan villa banyak sekali bintang-bintang yang berkelap-kelip membuat suasana malam di puncak semakin indah.
Di sana saya memiliki tujuan lain, yaitu "would like to speak with my secret admirer"..Akhirnya tujuan itu terlaksana, walaupun hanya sebentar berinteraksi dengan dia... ^_^
Yang penting saya sudah berani dan mencoba, bahkan terkadang keberanian itu memberi resiko besar bagi diri kita.

Apa salahnya mencoba dan apa salahnya tidak mencoba? Mencoba menjadi salah manakala hasilnya tidak sesuai menurut ukuran kita yang hanya manusia, ini pun relatif karena 'ukuran' bagi tiap manusia berbeda. Tidak mencoba menjadi salah manakala orang lain telah mencoba dan berhasil, sementara kita tertinggal dan menyesal tidak melakukan apa-apa.




"...Dan hasilnya? Kita tidak berani mencoba, kita diam saja, kita melepas banyak kesempatan. Padahal mungkin bila kita coba, bila kita tidak diam saja, bila kita meraih kesempatan, kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Paling tidak, usaha kita adalah cara kita belajar untuk memahami hidup. Bila salah, artinya kita bisa belajar dari kesalahan. Dan bila benar, maka kita akan mendapatkan kepuasan hati atas usaha yang kita lakukan. Tak ada salahnya berani mencoba selama masih dalam koridor kebenaran..."




Thanks My Dear,


_a-nay_

Sabtu, 09 Oktober 2010

Memotret Dengan hati...?



Kecintaan saya pada fotografi ketika saya mulai memiliki kamera sederhana saat semester 3, memang lebih kepada foto-foto tidak jelas dan tak penting, karena rol film habis untuk foto manusia yang kuambil secara asal. Hal ini tidak saya perhatikan hingga mata saya mulai suka dengan hal-hal yang diluar kebiasaan, mata saya termasuk pemilih dalam objek, agak luar biasa dalam mengatakan komposisi dan anglenya.
Hingga saya diperkenalkan dunia fotografi yang bagi saya tidak terbayangkan sebelumnya. Dunia ini membuatku bereksplorasi semakin gila. Menggila, hingga saya dihadapkan dengan “RULE-RULE” yang entah dari mana...

Aturan baku pengambilan gambar, dsb membuatku terhenyak, melihat kenyataan saya tidak pernah berfikir sampai sana, yang saya tahu hanya metering foto sudah benar, komposisi dan caraku memandang objek sudah bagus menurutku sendiri, dan mungkin orang akan beranggapan sama dengan saya, dengan hasil “ASAL JEPRET”. Saya mulai mengikuti aturannya, tetapi yang saya dapatkan hanya ketidaknyamanan dan saya kembali ke koridorku… “Asal Jepret!!”

Lama-kelamaan saya mengerti, kalau dunia fotografi itu adalah seni. menurut saya,
Seni adalah arah dariku memandang hidup, menceritakan hidup, memvisualisasikan imajinasi, menuliskan kehasratan dan seniku adalah sebuah kebebasan tentang SAYA!!

Cerita ini untuk mereka yang mencintai seni…
Untuk semua yang membantuku dalam pergerakan seni fotografi saya, terima kasih:

1. Kamera pertama saya yang mengajarkan indahnya garis-garis lurus dalam gambar untuk mulainya nilai seni fotografi saya, mengajarkan untuk mencintai manusia dari pergerakan mereka terekam dalam media foto
2. ASZATA yang selalu mendukung saya dalam hidup maupun di seni fotografi
3. Kampus Tercinta yang memperkenalkan saya pada dunia fotografi
4. Semua keluarga, teman dan sahabat yang mengajarkan saya seni dalam hidup

Sekali lagi...Terima kasih untuk perkenalannya dan perjalanannya.
Dan saya akan terus berevolusi, bermetamorfosis ke dunia yang semakin berseni dimataku...




"...Lakukanlah pemotretan dengan hati, belajarlah untuk mendengarkan suara hati kita..."




Thanks, My Dear...


_a-nay_