Senin, 31 Desember 2012

Melihat Terbitnya Matahari di awal tahun 2013....?




Awal tahun 2013 ini, saya akan menulis tentang mimpi dan cita-cita yang belum terwujud di tahun yang lalu. 

Beberapa jam yang lalu kita menikmati pergantian malam tahun baru yang dilakukan di setiap negara dengan masing-masing cara perayaannya. Yang identik dengan perayaan malam tahun baru adalah terompet dan kembang api, sepertinya kedua hal tersebut sudah menjadi budaya dalam menyambut malam tahun baru. Di negara kita, Indonesia, pergantian malam tahun baru disambut dengan suka cita dengan suara-suara terompet dan kemeriahan pesta kembang api. Tempat yang dijadikan tujuan banyak orang ketika malam pergantian tahun baru adalah objek wisata, seperti yang paling banyak dikunjungi, yaitu Ancol, Taman Mini Indonesia Indah dan Bunderan HI.

Malam tahun baru dimaknai banyak orang sebagai malam yang tepat di mana setiap orang meluangkan waktu untuk merenung dan mengingat-ingat kembali apa yang sudah dikerjakan pada hari-hari yang lalu. Ada yang melakukannya seorang diri, tetapi ada juga yang melakukannya bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga. Mengevaluasi diri dan menilai apa yang akan diperbaiki dan ditingkatkan. Mungkin di hari-hari yang lalu, kehidupan kita terasa berat untuk dilalui. Ada peristiwa buruk yang kita alami, ada kejadian yang membuat kita takut dan trauma, ada pertengkaran yang membuat hati kita terluka dan sebagainya. Tapi ternyata kita dimampukan untuk menghadapi dan melewati semua peristiwa itu. Dan kita menyakini bahwa itu semua terjadi karena Allah yang turut bekerja dalam segala hal dalam kehidupan kita.

Terlalu banyak hal-hal yang terjadi di 2011-2012, tapi saya percaya bahwa semua yang terjadi, jatuh dan bangun adalah suatu proses untuk mencapai titik keberhasilan. Hidup berhasil bukan berarti harus seratus persen keinginan dan kepuasan kita terpenuhi, tapi impian dan target-target yg diciptakan mendekati dan bisa tercoret satu persatu, dan itulah yang harus ada dalam diri untuk membuat Resolusi juara dalam hidup. Keinginan dan impian yang kita gapai dalam hidup ini haruslah dituangkan dalam tulisan, karena saya yakin Tuhan akan menjawab semua apa yang kita tulis. Saya mempunyai agenda yang saya tulis sejak tahun pertama memasuki kuliah di tahun 2007. Didalamnya berisi tentang: 1. apa yang saya kerjakan setiap hari, 2. Target dan kegiatan yang dilakukan dalam setiap minggu, 3. Kegiatan yang dilakukan tiap bulan, 4. Impian tolol saya, 5. Apa yang akan saya lakukan tiap tahun, 5tahun yang akan datang, bahkan 10 tahun yang akan datang, sampai dengan umur saya 60tahun. Semua itu lengkap di dalam buku hijau yang sekarang sudah usang.


Contoh ilustrasi sebuah perjalanan hidup kita:
“Suatu kali saat hujan rintik-rintik turun, saya dan sahabat pergi menggunakan kendaraan roda empat. Sahabat saya berkata :"Coba perhatikan titik-titik air yang jatuh di kaca mobil itu. Sebagian tetap menempel, yang lain meluncur ke bawah. Mengapa titik air yang menempel itu tidak berusaha untuk meluncur ya? Padahal ada banyak hal yang akan dia dapatkan agar bisa tetap meluncur." Saya memperhatikan titik-titik air itu dan merenungkan apa yang sahabat saya katakan. Hmm.. Betul juga. Titik-titik air itu ibarat kita dan perjalanan hidup kita. Ada beberapa orang memutuskan untuk "tinggal dan menempel di kaca mobil", entah karena takut, kecewa, ragu-ragu atau alasan lain mereka enggan beranjak. Mereka lebih nyaman untuk berada dan tinggal di kondisinya sekarang, enggan bergerak, merasa sudah dalam kondisi baik atau tidak bersemangat lagi menjalani hari-hari ke depan. Tetapi sebagian lagi seperti titik air yang berani untuk "meluncur sampai bawah". Berjuang menghadapi tantangan dan hambatan, terus maju sambil belajar banyak hal, memperoleh dukungan dari orang lain sehingga semakin optimis dan semangat menjalani apa yang ada di depan mata.”

Banyak orang menganggap bahwa momen matahari terbit adalah saat paling indah dalam suatu hari. Ada semacam daya magis yang mengundang ketenangan dan rasa kagum atas keindahan ciptaan Sang Khalik. Makanya, banyak juga orang yang berbondong-bondong datang ke suatu tempat seperti ke pantai atau gunung hanya untuk melihat atau mengabadikan momen tersebut. Tepat ketika matahari mulai mengintip di balik cakrawala. Tak banyak omong, semua orang sepertinya sibuk dengan dirinya masing-masing untuk membidikkan kameranya, mengabadikan momen matahari terbit yang tak setiap hari dapat dinikmati di Jakarta. Menurut saya, matahari yang terbit lembut dari ufuk timur menjadi penanda bahwa kehidupan baru saja dimulai. 



"...pagi merekah..."
"...sebingkai jendela melukiskan pemandangan sebuah taman..."
"...sebaris embun sekilau warna secercah mentari..."
"...semua tersimpul dalam senyummu..."
"...menandai dimulainya kehidupan indah hari ini..."



Thanks, My Dear...



-a-nay-